Minggu, 23 Maret 2014

KKPI

Surat menyurat resmi sudah pasti akan menggunakan Kop atau kepala Surat. Kop surat biasanya berisi logo, nama perusahaan, instansi atau lembaga, alamat, nomor telepon, dan kadang juga alamat email atau website resmi perusahaan dan bahkan ada yang memasukkan semboyan dalam Kop Surat resminya.
Untuk membuat kop surat perusahaan atau instansi, anda dapat mengikuti cara pembuatan berikut.

  1. Pastikan Mode View dalam bentuk Print Layout. Bila belum, anda dapat membuat mode view menjadi print layout dengan cara : pilih menu tab View, pilih tombol print layout.
  2. Setelah dokumen dalam keadaan view Print layout, lakukan Double click (klik ganda) pada area header yang terdapat pada bagian atas dari dokumen yang sedang tampil sehingga anda sekarang berada dalam pengeditanHeader Document.
  3. Bila belum ada, berikan tanda check pada opsi Different First Page. Hal ini untuk membuat Kop surat hanya akan ada di halaman pertama, sedangkan halaman kedua dan seterusnya tidak menggunakan kop surat.
  4. Geser Margin kiri anda rada ke tengah. Perkirakan lebarnya kira-kira cukup untuk logo yang akan anda tambahkan belakangan
  5. gambar pembuatan kop surat, tahap persiapan
  6. Ketikan nama lembaga, instansi, atau perusahaan anda pada header tersebut. Tambahkan pula baris kosong pada baris terakhir.
  7. Tambahkan pula gambar logo instansi anda. Jangan lupa untuk membuat format layout dari gambar logo tersebut menjadi “In Front of text”.
  8. Atur posisi logo dan teks instansi.
  9. Pilih dan blok baris kosong yang ada pada baris terakhir untuk dibuat garis pembatas kop surat.
  10. gambar pembuatan kop surat, memasukan logo dan nama serta alamat instansi / perusahaan
  11. Untuk membuat garis pembatas kop surat, pilih tab menu Home, lalu pilih tombol toolbar border.
  12. Dari pilihan popup menu untuk membuat border yang ada, pilih item “Border and shading..” yang ada pada paling bawah
  13. gambar cara pembuatan kop surat, mempersiapkan garis pembatas kop surat
  14. Pada Dialog Border and Shading tersebut pada Setting pilih Custom, kemudian pilih bentuk garis tebal dan tipis, lalu tambahkan pada bagian atas paragraf. Bila anda ingin garis pembatas kop surat berwarna selain hitam, misalkan merah atau biru, silahkan anda ganti saja warnanya. ;)
  15. Bila pilihan sudah benar, klik tombol OK.
  16. gambar cara pembuatan kop surat, menambah garis pembatas kop surat
  17. Kop surat anda hampir siap. Jika border belum rata kiri, anda tinggal menarik margin kiri pada baris terakhir ke arah kiri.
  18. gambar cara pembuatan kop surat, kop surat hampir jadi
  19. Setelah Margin Kiri sudah digeser ke arah kiri, Kop surat sudah siap digunakan. Klik dua kali pada area dokumen untuk menutup Header View, atau anda dapat langsung klik tab menu Header and footer tools, lalu Design lalu pilih Close Header and Footer.
  20. Dokumen anda sudah memiliki Kop surat sudah siap anda gunakan. Jangan khawatir dengan tampilan abu-abu, hal tersebut menunjukkan bahwa Kop surat kita berada di area header dokumen.
  21. gambar cara pembuatan kop surat, kop surat yang telah jadi

Ada alternatif untuk mengisikan logo dan nama instansi dan alamatnya pada langkah 3 sampai dengan 6. Anda mengganti langkah tersebut dengan mengetik biasa alamat dan merubah format layout gambar logo menjadi “square
sumber : http://www.cara.aimyaya.com/2012/02/cara-membuat-kop-surat-di-microsoft.html

Bahasa Inggris Ku

Present Continuous Tense


It is used to express a continued or ongoing action at present time. It expresses an action which is in progress at the time of speaking. For example, a person says, “I am writing a letter”. It means that he is in the process of writing a letter right now. Such actions which are happening at time of speaking are expressed by present continuous tense. Present Continuous tense is also called Present progressive tense.

Rules. Auxiliary verb “am or is or are” is used in sentence. 1st form of verb or base verb + ing (present participle) is used as main verb in sentence.

                                    Structure of sentence


Positive Sentence
    • Subject + auxiliary verb + main verb-ing (Present participle) + object
    • Subject + am/is/are + (1st form of verb or base verb + ing) + object
If the subject is “I” then auxiliary verb “am” is used after subject in sentence.
If the subject is “He, She, It, singular or proper name” then auxiliary verb “is” is used after subject in sentence.
If subject is “You, They or plural” then auxiliary verb “are” is used after subject in sentence.
The participle “ing” is added to the 1st form of verb i.e. going (go) writing (write)

Examples

        I am playing cricket.
        He is driving a car
        They are reading their lessons.

Negative Sentence
      • Subject + auxiliary verb + not + main verb-ing (Present participle) + object
      • Subject + am/is/are + not + (1st form of verb + ing) + object
Rules for using auxiliary verbs (am or is or are) after subject in negative sentences are same as mentioned above.

Examples
.
         I am not playing cricket.
         He is not driving a car
         They are not reading their lessons.
Interrogative Sentences

      • Auxiliary verb + Subject + main verb-ing (Present participle) + object
      • Am/is/are + Subject + (1st form of verb or base verb + ing) + object
For making interrogative sentences, the sentence is started with auxiliary verb rather than putting auxiliary verb inside the sentence. If the subject is “I” the sentence starts with auxiliary verb “am”. If the subject is “He, She, It, singular or proper name” the sentence starts with auxiliary verb “is”. If subject is “You, They or plural” the sentence starts with auxiliary verb “are”.
Examples.
          Am I playing cricket?
          Is he driving a car?
         Are they reading their lessons?

More Examples

Positive Sentences
           I am listening to the news
           You are washing your clothes
           She is riding on horse
           They are playing football.
           It is raining
Negative Sentence
          I am not listening to the news.
          You are not washing your clothes.
          She is not riding on a horse.
          They are not playing football.
          It is not raining.
Interrogative Sentences
         Am I listening to the news?
         Are you washing your clothes?
         Is she riding on a horse?
         Are they playing football?
         Is it raining?

Click on each below to study each tense
PRESENT TENSE
PAST TENSE
FUTURE TENSE


MatPel Produktif

MENATA PRODUK

Pengertian Menata Produk 

Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah display adalah suatu cara penataan produk terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk memperjelas arti dari display tersebut, William J.Shultz, “Display consist of simulating customers attention and interest in a product or a store, and desire to buy the product or patronize the store, through direct visual appeal”. Display adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct visual appeal ).
Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh keberhasilan self servicedalam menjual barang–barang. Hal ini dapat dilihat di supermarket. Adapun tujuan display digolongkan sebagai berikut :
1. Attention dan Interest Customer
Attention dan interest customer , yaitu untuk menarik perhatian pembeli dilakukan dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan sebagainya.
2. Desire dan Action Customer
Desire dan action customer , yaitu untuk menimbulkan keinginan memiliki barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah memasuki toko, kemudian melakukan pembelian.
Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1. Window Display
Memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol, dan sebagainya dibagian depan toko yang disebut etalase.
2. Interior Display
Memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, dan poster-poster di dalam toko. Interior display dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
a. Open display
Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatun tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa bantuanpetugas pelayanan, misalnya self display, island display (barang-barang diletakkan diatas lantai dan ditata dengan baik sehingga menyerupai pulau-pulau).
b. Closed display
Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-barang tersebut tidak dihampiri tidak dipegang atau diteliti oleh calon pembeli, kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang dari kerusakan, pencurian.
c. Architechtural Display
Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya, misalnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara realistis.
3. Exterior Display
Memajangkan barang-barang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar malam. Display ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
a. Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.
b. Membantu para produsen yang menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan ekononomis.
c. Membantu mengkoordinasikan Advertising dan Merchandising.
d. Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari pembungkus.
e. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari raya, ulang tahun.
Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di atas, perlu juga diperhatikan beberapa hal dalam display, yaitu sebagai berikut:
a. Store Design dan Decoration
Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang berupa diantaranya simbol-simbol, lambing-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semboyan. Tanda-tanda ini diletakkan di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design tersebut digunakan untuk membimbibing calon pembeli kearah barang dagangan dan member keterangan kepada mereka tentang penggunaan barang-barang tersebut. “decoration” pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus, seperti penjualan pada saat-saat hari raya, natal, dan tahun baru.
b. Dealer Display
Dealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk. Dengan memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.

  
   Cara menata barang dagangan di toko.

Salah satu cara agar toko lebih menarik adalah dengan menata barang dagangan dengan sedemikian rupa agar tampak lebih menarik, meyakinkan dan lebih rapi, tentunya dengan harapan penjualan semakin meningkat. Berikut tipsnya:
1.      Isilah pada bagian depan toko terlebih dahulu. Kesan penuh harus anda tampilkan dengan menata produk anda dengan mengutamakan mengisi bagian depan atau etalase depan terlebih dahulu bahkan ada yang mengisi bagian teras atau trotoar toko agar lebih menarik perhatian calon pembeli. Keamanan harus diutamakan jangan sampai produk tersebut jadi sasaran pencurian orang yang lalu lalang di depan toko.
2.      Perhatikan warna. Tempatkan produk dengan warna warna cerah di bagian yang paling mudah dilihat, padukan warna cerah tersebut letakkan bersebelahan dengan warna cerah lain. Misalnya warna merah,kuning,orange, putih sehingga lebih cepat menangkap perhatian pengunjung.
3.      Disain menarik sebagai jangkar. Sering kali kita dapati produk yang tidak terkenal memiliki disain atau model yang sangat menarik dan inovatif, anehnya produk terkenal justru disainnya malah biasa-biasa saja,ini sering kita temukan pada produk fashion. Gunakan produk dengan disain menarik ini sebagai jangkar atau penarik dengan cara menggandengkannya dengan produk yang sudah punya nama, dengan harapan pengunjung akan tertarik untuk membeli keduanya dengan dua alasan langsung, disain menarik atau merek terkenal.
4.      Produk laris di bawah. Pada toko retail, letakkan produk yang laris di rak bagian bawah, kenapa? Karena produk yang laris bagaimanapun tetap akan di cari, pembeli sudah sangat hapal bentuk produk tersebut, sehingga ditempatkan di bagian bawah pun tetap akan mudah ditemukan, sedangkan untuk produk yang kurang terkenal tempatkan produknya di bagian yang sejajar dengan mata, selain untuk membantu distributor untuk menjualkan produknya, rak yang sejajar dengan mata harga promosi atau sewa raknya relatif tinggi, distributor biasanya rela membayar sewa pada pemilik toko  agar produknya ditempatkan di tempat strategis.  lumayan kan buat tambahan pemasukan toko anda.
5.       Kemasan besar di kanan. Biasakan meletakkan produk dengan kemasan besar di sebelah kanan, misalnya produk susu merek A kemasan 1000 gram di sebelah paling kanan kemudian diikuti dengan kemasan 800 gram demikian seterusnya sampai kemasan yang paling kecil. Kenapa? Karena kebiasaan manusia menggunakan tangan kanan maka probabilitas terpilihnya produk dengan kemasan besar akan semakin tinggi.
6.      Kelompokkan produk. Kelompokkan produk dengan kategori yang sama pada satu tempat yang berdekatan, dan menempatkan produk pelengkap berdekatan misanya mi isnstan berdekatan dengan saos atau sambal.
7.      Tempatkan produk impulsif dikasir. Sambil  antri biasanya pembeli suka comot sana sini manfaatkan hal ini dengan menempatkan produk dengan harga murah di sekitar kasir, seperti permen, rokok, coklat, aksesoris murah. Sehingga akan menambah jumlah belanjaan. Pilihlah kasir yang santai agar yang sedang antri akan semakin rajin men comot produk tambahan ke keranjang belanja.
Sebenarnya banyak lagi tips untuk menata produk di toko, untuk itu di tuntut kreatifitas dan kejelian anda untuk terus berinovasi dan seringlah berkunjung ke toko sejenis dengan anda untuk menambah pengetahuan dan membuka wawasan.
 Syarat display yang baik
Di samping mengacu pada logika konsumen dalam menjalankan aktivitas display, para peritel juga harus memerhatikan aspek-aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam mewujudkan display yang baik, yaitu;
1.Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadimudah dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak yang harus mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif apapun akan sia-sia.
2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang berada di dalam toko,berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya tidak akan menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang fisik ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase. Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada shelve paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) jika barang tersebut terjatuh.
3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel dapat memanfaatkan alat alat bantu seperti standing poster materials yang lain.
JENIS DAN SPESIFIKASI BARANG
Gambar 1
Barang merupakan atribut secara
Fisik dapat diraba
Menurut Philip Kotler Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ini meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi tersebut ialah bahwa konsumen membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, karena pada sasarannya mereka membayar untuk sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Barang adalah atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata. Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua, antara lain :
1. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka panjang.
a. Solutari product (barang yang bermanfaat)
Solutary product yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, misalnya detergen dengan fosfat rendah.
b. Deficient product (barang yang kurang sempurna)
Deficient product yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Misalnya, obat-obatan yang rasanya pahit tetapi manjur mengobati penyakit.
c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)
Pressing product yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi pemakai barang tersebut. Misalnya, rokok, minuman keras dan sebagainya.
d. Desirable product (barang yang sangat diperlukan)
Desirable product yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya, makanan dan minuman.
2. Kelompok barang menurut tujuan pemakaian
a. Barang konsumsi
Barang konsumsi merupakan barang-barang yang dapat dibeli untuk konsumsi. Barang konsumsi dibedakan menjadi empat golongan, yaitu :
1) Convenience goods (barang kebutuhan sehari-hari) antara lain dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
a) Barang pokok
Barang pokok merupakan barang yang dibeli secara tetap, contoh : beras, sabun, pasta gigi.
b) Barang impulsif
Barang impulsive yaitu barang yang dibeli tanpa perencanaan, contoh : permen, cokelat dan es.
c) Barang darurat
Barang pokok yaitu barang yang dibeli atas dorongan kebutuhan, contoh : paying dimusim hujan.
2) Shopping goods (barang belanjaan)
Merupakan barang yang pembeliannya perlu dipertimbangkan, harga relative mahal, perbandingan mutu dan lain-lain, misalnya mobil, motor, peralatan rumah tangga.
3) Speciality goods (barang khusus)
Merupakan barang dengan ciri khas yang mampu menarik konsumen dalam berbelanja, misalnya mobil mewah.
4) Unshought goods (barang yang tidak dicari)
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui atau diketahui konsumen, namun secara normal tidak berpikir untuk membelinya, misalnya asuransi jiwa, tanah kuburan.

b. Barang industri
Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri. Konsumen atau pembeli dari barang-barang ini adalah perusahaan, lembaga, organisasi. Barang industri dapat digolongkan sebagai berikut ;
1) Bahan dan suku cadang, barang-barang yang seluruhnya masuk dalam produk jadi.
Misalnya, barang hasil pertanian.
2) Barang modal, barang-barang yang sebagian masuk ke hasil barang jadi akhir. Barang ini meliputi :
a) Instalai yaitu alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, misalnya computer, mesin bor.
b) Peralatan ekstra(tambahan) yaitu alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi, misalnya perkakas tangan.
3) Pembekalan dan pelayanan, merupakan padanan dari barang-barang kemudahan di bidang industri karena barang-barang tersebut pada umumnya dibeli dengan usaha minimal dengan dasar pembelian kembali. Misalnya, batu bara, tinta printer dan sebagainya.
3. Barang-barang di supermarket
Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang fresh, barang fashion. Barang supermarket meliputi :
a. Departemen food ( meliputi semua makanan)
b. Departemen nonfood (meliputi barang selain makanan, misal skin care)
c. Departemen household (perlengkapan rumah tangga)
d. Departemen toys (sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusus untuk anak-anak)
e. Departemen stasionary ( meliputi semua peralatan tulis dan kantor)
4. Jenis, Sifat dan Spesifikasi barang.
Jenis barang ditentukan berdasarkan pembagian departemen. Sifat barang ditentukan berdasarkan perbedaan sifat atau karakter antara barang yang satu dengan yang lainnya pada departemen yang sama, misalnya perbedaan sifat drinks atau biscuits yaitu bersifat minuman dan makanan yang sama ada pada departemen food. Spesifikasi barang supermarket adalah perbedaan kualitas dan kuantitas, jenis barang dengan merek yang berbeda dalam satu sifat dan satu departemen, misalnya fruit tea dan fresh tea.
Produk dapat pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan manfaatnya. Namun demikian, tentu saja pengelompokkan tidak akan terlepas dari orientasi terhadap jenis produknya. Sebagai contoh berikut ini diketengahkan penyusunan produk pada suatu toko obat/apotik. Pertama-tama, dikelompokkan berdasarkan jenis produknya, apakah sebagai obat-obatan atau vitamin; Selanjutnya, dikelompokkan apakah jenis produk itu sifatnya cair (liquid), tablet atau bubuk kapsul; Kemudian, dikelompokkan berdasarkan manfaatnya, apakah sebagai obat batuk, obat sakit kepala, obat ashma dan sebagainya.
Menggolongkan Barang-Barang
Pengaturan barang perlu disusun dan ditata dengan sebaik-baiknya, serta serapi-rapinya. Kegiatan-kegiatan di dalam mengatur barang dagangan dapat dilakukan dengan menata barang, antara lain:
• Pengelompokan berdasarkan penggunaannya barang,
• Pengelompokan berdasarkan merek barang yang sama
• Pengelompokan berdasarkan ukuran barang,
• Pengelompokan barang-barang kebutuhan konsumen.
1. Pengelompokan dan pengklasifi kasian produk
Tujuan utama dari pengelompokan dan pengklasifikasian produk (barang) adalah untuk memudahkan pengelolaannya. Bagi pihak produsen atau penjual, pengklasifikasian barang akan memudahkan dalam hal:
a. Penyimpanan di gudang,
b. Penataan di ruang pajang,
c. Pengambilan dari gudang atau tempat pemajangan,
d. Pengawasan dan pemeliharaan.
Bagi pihak pembeli, pengklasifikasian barang akan memudahkan untuk memilih atau menyebutkan pesanan.
Pengelompokan dan pengklasifi kasian barang pada suatu toko (store) disebut juga ”Merchant” atau Point Of Sale (POS) biasanya disusun sebagai berikut:
• Merek produk atau pabrik
• Jenis produk
• Spesifik teknis produk
• Kualitas produk
• Warna produk,
atau
• Jenis produk
• Merk atau pabrik produk
• Spesifik produk
• Kualitas produk
• Warna produk
Dalam penyusunan klasifikasi produk, yang paling dominan harus diperhatikan adalah jenis produk, baru memajang lainnya, dan tentu saja dengan tidak melupakan unsur estetika (seni) pada saat menata atau memajangnya, baik pada pajangan luar (exterior display) maupun pada pajangan dalam (interior display).
SOP (STANDART OPERATING PROCEDURE) PENATAAN PRODUK DARI SUATU PERUSAHAAN

Upaya untuk menata produk disebut juga dengan istilah Visual Merchandising (VM) yaitu Penataan produk yang tujuannya untuk menarik perhatian konsumen dimana langkah-langkah dalam VM diantaranya dapat dilakukan dengan display dan label.
1. Label harga dan price card
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada label harga dan price card antara lain :
a. Price card tidak rusak
b. Price card sesuai dengan produk dan diletakkan tepat sesuai antara produk dan fisik barang.
c. Semua produk yang dipajang memiliki label harga dan hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan hal ini adalah sebagai berikut :
1) Barang yang di label langsung diproduknya, di dus-nya tidak dilabeli sedangkan di shelving dipasang POP harga barang tersebut.
2) Setiap barang yang di display harus sudah ditempeli label harga.
d. Label harga ditempel rapi di tempatnya dan tidak menutupi produk dan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Label harga yang ditempel di barang tidak miring ke kiri atau ke kanan
2) Barang yang sama label harganya, penempelan label harga tersebut juga di tempat yang sama (seragam)
3) Letak label tidak terpaku di sudut kanan atas, tergantung kondisi barang dan yang penting diletakkan di tempat yang sama untuk produk yang sama.

a. Struktur address card
1) Nama barang
2) Ukuran barang
3) Kode barang
4) Harga barang
5) Scanning
b. Tujuan address card
Membantu customer untuk mengetahui informasi tentang barang.
c. Manfaat address card
1) Meningkatkan image pelayanan yang baik
2) Mempermudah customer dalam hal informasi barang
3) Meningkatkan penjualan
4) Mempermudah pramuniaga dalam pengecekan barang

2. Display
Pen-display-an yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula. POP merupakan suatu himbauan yang ditujukan kepada pembeli agar timbul keinginan untuk membeli.

a. Brand blocking secara vertikal
Barang blocking secara vertical yaitu penempatan barang supermarket yang sejenis berderet kearah vertikal atau atas bawah dan merek barang juga harus terlihat di bagian muka secara vertical. Penempatan barang secara vertical berarti menempatkan barang :
1) Dari atas ke bawah secara sistematis
2) Disusun sesuai jenis dan klasifikasinya
3) Barang disusun berdasarkan ukuran dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya
4) Warna barang disusun dari warna muda sampai warna tua atau sebaliknya
5) Harga barang diletakkan dari harga murah ke harga mahal atau sebaliknya
6) Barang disusun dari atas ke bawah atau sebaliknya menurut jenis, kategori, bentuk dan sifatnya.
Penempatan barang dagangan secara vertical dapat dilakukan de berbagai display, seperti berikut ini :
a) Shelving (rak)
Rak barang biasanya digunakan untuk barang dagangan sehari-hari, misalnya pasta gigi, sabun mandi dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya, lihat penataan produk berikut:
Penempatan Produk Secara Vertikal

b) Gondola
Gondola merupakan jenis rak barang yang bentuknya memiliki dua muka dan masing-masing muka mempunyai fungsi yang sama. Gondola dapat digunakan untuk menempatkan barang serupa makanan dan minuman dalam satu kemasan dapat berdiri, seperti susu kemasan, susu kotak dan sebagainya.

b. Brand blocking secara horizontal
Brand blocking secara horizontal yaitu penempatan barang supermarket satu jenis berderet horizontal dari arah kiri ke kanan atau arah melebar dan merek barang harus dapat terlihat dari depan. Adapun kelemahan penempatan barang dagangan secara horizontal adalah sebagai berikut ;
1) Pelanggan mondar-mandir untuk mencari barang yang diperlukannya.
2) Memberikan kesan bahwa terbatasnya barang yang dijual.
3) Barang yang dilihat dan dijangkau pembeli terbatas.
4) Memberikan kesan yang tidak beraturan

KETERAMPILAN DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAAN PRODUK
Langkah yang harus dilakukan dalam melakukan praktik menginterpretasikan perencanaan VM antara lain :
1. Memilih segmen, target dan positioning pasar.
2. Mengidentifikasi barang supermarket yang akan dijual.
Identifikasi barang dilakukan dengan mengidentifikasi barang dikategorikan berdasrkan jenis, macam dan spesifikasinya.
Contoh identifikasi barang :
Jenis Departemen Sifat Spesifikasi
Merek Kualitas
Stationary Kertas tulis HVS Bola Dunia
PT. Pindo Deli Pulp & Paper Mills Tbk. Jakarta Indonesia  Whiter& smoother
 High quality
 Print result
 Trouble-freejam
 No transparency
Penghargaan :
 ISO 9001
 ISO 14001
 ISO 9706
 Sustainable Forest Fibre
Kertas tulis HVS Office Mate
CV.Dirgahayu Mfg.Co. Sidoarjo-East Java Indonesia  Laser printers
 Fax
 Copier
 Inkjet printers
3. Menata produk sesuai prosedur perusahaan

MERANCANG LAY OUT (TATA LETAK) TOKO

Pengertian dasar lay out adalah suatu situasi sirkulasi/arus pengunjung yang memberikan kemungkinan maksimal bagi pelanggan untuk dapat melihat keseluruhan barang dagangan yang bermacam-macam, dalam sekali pandang.

 Tujuan lay out
Lay out bertujuan untuk membantu konsumen dalam berbelanja terhadap barang yang dikehendaki
 Fungsi lay out
Lay out berfungsi sebagai pengalokasian tempat perbelanjaan dan pengelompokan produk sesuai dengan kategorinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Lay out antara lain :
1. Memperhatikan produk sesuai dengan kategorinya.
2. Pembagian area penjualan berdasarkan pengelompokan produk.
3. Penempatan posisi kassa berada di pintu keluar.
4. Tata letak yang satu dengan yang lain dibatasi dengan lorong minimal 120 cm.
5. Tata letak rak diatur dan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlihat ada area yang kosong.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Lay Out:
a. Ukuran dan bentuk ruangan.
b. Lokasi pintu masuk, tangga, koridor, tiang dan lain-lain.
c. Jenis dan jumlah barang dagangan.
d. Jenis operasi toko yang dilaksanakan misalnya self service.
e. Ciri-ciri dan kebiasaan membeli dari pelanggan.
f. Sifat dan jumlah fixtures, counter/Island display.

Pengaturan barang dagangan yang serasi atau harmonis, akan menimbulkan suasana nyaman kepada lingkungan para pegawai toko dan para pembeli. Sebaiknya ruangan toko yang akan menyimpan barang dagangan terbagi menjadi beberapa ruangan berikut sasarannya yang menunjang di dalam pengaturan barang dagangan. Sebaiknya di dalam pengaturan barang dagangan di dalam ruangan toko, adalah sebagai berikut.
a. mempunyai kamar administrasi,
b. mempunyai kamar/ruangan keamanan,
c. selain serasi atau harmonis juga mempunyai ventilasi,
d. mempunyai ruangan etalase yang cukup luas dan menarik. Tempatkanlah etalase, di mana setiap orang yang lewat bisa melihatnya. Etalase merupakan wajah dari toko, maka aturlah wajah sedemikian rupa supaya kelihatan menarik, supaya setiap orang yang lewat meliriknya dan akhirnya tertarik untuk masuk ke dalam toko,
e. sebaiknya di ruangan toko, mempunyai ruang informasi, advis dan tempat penitipan barang-barang,
f. di ruangan toko, mempunyai ruang coba (fitting room),
g. di dalam ruangan toko, ada ruang tunggu yang menyenangkan pembeli,
h. di ruangan toko, ada kamar kecil (WC/Toilet/Rest room),
i. mempunyai ruang pamer yang merupakan tempat untuk menata atau memamerkan barang dagangan,
j. mempunyai ruang tempat penyimpanan barang (running stock),
k. pasanglah pengatur suhu udara (AC) dan diberikan pengharum ruangan serta Tape Recorder dengan lagu-lagu yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

Bentuk-Bentuk Lay Out
1. Rak yang berbentuk gang-gang (aisle) lurus dengan gang kembar.
Keuntungannya:
• Memaksimalkan area penjualan dengan mengurangi ruangan yang terbuang.
• Mempermudah menangani kebersihan.
• Mempermudah pengamanan.
2. Rak/fixtures/island yang berbentuk bebas
Misalnya berbentuk sirkuler, persegi delapan, atau meja panjang bujur telur, di mana lalu lintas pembeli bebas bergerak, sehingga lebih banyak barang yang terlihat oleh pembeli. Di samping itu, para calon pembeli menjadi lebih betah berlama-lama di toko.
Kerugian-kerugiannya:
• Karena banyaknya ruangan yang diperuntukkan bagi arus lalu lintas konsumen, ruang yang tersedia untuk barang dagangan menjadi berkurang.
• Pemeliharaan kebersihan dan penanganan keamanan menjadi lebih sulit.

MENYUSUN DIPLAY MENGIKUTI STANDAR PERUSAHAAN
Untuk menyusun display sesuai dengan standar perusahaan maka yang harus dilakukan antara lain :
1. Perencanaan Pen-Display-an
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Memilih segmen, target dan positioning pasar
b. Memilih jenis dan spesifikasi barang yang akan ditata
c. Menata barang sesuai SOP Perusahaan
d. Pelabelan
e. Mempersiapkan peralatan display
f. Pen-display-an
g. Melaksanakan kode etik APLI dan memperhatikan UU No. 8 Tahun 1999 Pasal 7 tentang Perlindungan Konsumen
2. Memonitor Hasil Pen-Display-an
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Evaluasi display produk sesuai perencanaan
b. Identifikasi kerusakan atau perubahan pada display produk
c. Mengatasi setiap perubahan pada display produk
3. Jagalah Display Agar Tetap Sesuai Standar Perusahaan Dan Perencanaan
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Merawat display produk agar tetap bersih dan rapi
b. Merancang display produk agar tetap konsisten terhadap perencanaan penataan produk.
c. Menyusun display mengikuti standar perusahaan.

SIKAP DALAM MENGINTERPRETASIKAN PERENCANAAN VISUAL PENATAN PRODUK
Dalam menginterpretasikan perencanaan visual penataan produk dibutuhkan sikap-sikap yang baik sesuai dengan pedoman dasar SOP, yaitu ;
1. Cermat
Dilakukan dengan cara antara lain :
a. Spesifikasi barang dengan benar
b. Berdiri, duduk dan gerakan sesuai dengan kebutuhan
c. Berbicara jelas dan lantang
d. Lakukan seperti pertama kali
e. Dorong diri dengan kalimat yang bersemangat
f. Berikan perhatian terhadap persoaln interpretasi visual
2. Teliti
Pelayan harus teliti dalam menginterpretasikan visualisasi penatan produk, dapat dilakukan dengan cara ;
a. Memperhatikann setiap proses yang dilaksanakan
b. Amati dengan seksama barang yang telah ditata
c. Periksa dokumen-dokumen barang yang ditata, apakah telah dipasangkan atau belum
3. Bertanggung jawab
Pelayan harus bertanggung jawab dalam menginterpretasikan visualisasi penataan produk sesuai dengan tingkat wewenangnya pada perusahaan tersebut, diantaranya dengan :
a. Menampung masukan mengenai penataan dari supervisor atau kolega
b. Disalurkan pada petugas yang berwenang di perusahaan
c. Meneruskan kembali proses penataan dengan benar.

MATEMATIKA KU

Matriks Bujur Sangkar dan Matriks Transpos

MATRIKS BUJUR SANGKAR
Banyaknya baris dan kolom matriks adalah sama
A=é a b ù
ttt
ë c d û A berordo 2

KESAMAAN MATRIKS
Dua matriks A dan B dikatakan sama (ditulis A = B), jika
a. Ordonya sama
b. Elemen-elemen yang seletak sama

       A                B
é    4p+q2 ù =   é 4     2  ù 
ë 5p+q   5 û
      ë 7   q+3 û
q + 3 = 5   ® q =2
5p + q = 7 ® p = 1


MATRIKS TRANSPOS                                               
                                                  _Transpos dari suatu matriks A (ditulis A atau A' atau At) adalah matriks yang elemen barisnya adalah elemen kolom A, dan elemen kolomnya adalah elemen baris A.
A=é a b c ù
ttt
ë d e f û 2x3
At =é a d ù
      
ê b e ú
tt t  
ë c f  û 3x2

Sumber :http://bebas.ui.ac.id

Marketing Online

Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan Marketing (2)
Category: Marketing
Mar 25, 2009
Baca artikel sebelumnya>> Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan Marketing (1)

4. Kembangkan ide ke dalam susunan kalimat yang efektif
Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Efektif disini adalah menarik perhatian pembaca dan mampu menimbulkan kembali gagasan sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh penulis. Ide yang muncul di benak penulis dapat disusun ke dalam rangkaian kalimat, tersusun dari kata per kata yang dirangkai dengan kesatuan gagasan dan memiliki hubungan timbal balik yang erat antarkata tersebut.
5. Dari kalimat ke alinea
Himpunan kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian akan membentuk suatu alinea. Seorang penulis dituntut memiliki kemampuan menggembangkan gagasan--yaitu, dari ide pikiran penulis lalu dituangkan ke dalam susunan kalimat-kalimat yang membentuk alinea. Setiap alinea yang terbentuk ini memiliki pokok gagasan atau inti kalimat. Sebuah tulisan, mungkin tersusun dari beberapa alinea. Secara konvensional, alinea tulisan memiliki bentuk--pembuka, isi, dan penutup. Namun, seorang penulis yang telah terbiasa menulis; bisa saja tidak mengikuti kaidah tersebut. Anda bisa memulai secara terbalik yaitu alinea pertama dimulai dari kesimpulan dahulu, kemudian dirinci ke dalam gagasan-gagasan bawahan, yang mendukung alinea kesimpulan tersebut. Sehingga terciptanya sistematika tulisan yang menarik untuk dibaca.
6. Kumpulkan data pendukung
Sebuah gagasan dalam tulisan bisa saja sebuah opini langsung dari penulis, mungkin juga opini tersebut didukung oleh argumentasi-argumentasi dari penulis sebelumnya. Nah, dibutuhkan referensi untuk mendukung sebuah pendapat tersebut. Referensi ini bisa diperoleh dari informasi tangan pertama melalui proses wawancara, angket, diskusi kelompok fokus; atau juga informasi bisa diperoleh dari literatur, berupa buku-buku, majalah, publikasi pemerintah (BPS), data sensus, dan catatan dokumen lainnya. Buatlah tulisan menjadi menarik dan mendalam, dengan dukungan informasi yang diperoleh dari sumber yang didapat tersebut.
7. Bacalah kembali! Biarkan orang terdekat membaca dan memberikan masukan awalCobalah mulai menulis bidang yang diminati. Lakukan latihan membuat artikel, lalu coba baca kembali artikel tersebut, apakah susunan kata, kalimat, dan alinea yang ditulis telah membentuk alur tulisan yang sistematis dan ”enak” dibaca. Mintalah orang terdekat untuk membaca dan menilai tulisan tersebut; apakah gagasan ide yang dikemukakan sesuai dengan apa yang diterima oleh pembaca.Lakukan perbaikan bila diperlukan.
8. Submit dan posting tulisan ke media offline atau media online
Tulisan akhir yang telah dibuat, apabila dirasakan telah final dikerjakan, Anda bisa mengirim tulisan tersebut ke penerbit yang sesuai dengan topik tulisan. Apabila tulisan tersebut merupakan tulisan seputar pemasaran, Anda bisa mengirim ke majalah-majalah yang membahas topik pemasaran, bisa saja dikirim ke media offline--seperti Majalah Marketing atau majalah lain yang memberikan suplemen kolom pemasaran. Apabila dirasa hanya perlu memposting ke media online, Anda bisa men-submit ke situs-situs yang menyediakan kolom tulisan bagi pembaca setia media online tersebut.

Sumber : Marketing.co.id - Antoni Ludfi Arifin

Marketing Online

Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan Marketing (1)

Category: Marketing

Mar 25, 2009

Beberapa kiat dapat dijadikan acuan bagi Mereka yang ingin mulai mencoba menulis sebuah tulisan, terutama artikel populer, antara lain:

1. Fokus pada bidang yang dikuasai
Contoh di bidang pemasaran; disiplin ilmu pemasaran ini menurunkan ragam cabang disiplin kekhususan, mulai dari product management, promotion strategy, pricing strategy, distribution strategy, service management, sales management, ataupun corporate social responsibility dilihat dari aspek pemasaran. Seorang penulis dapat fokus pada salah satu dari disiplin ilmu tersebut. Dalami keilmuan yang dimiliki dengan membaca buku-buku disiplin ilmu tersebut, bisa juga kedalaman pemahaman dari disiplin ilmu tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai profesional; sehingga dengan fokus pada disiplin ilmu tersebut memungkinkan kelak akan menjadi penulis profesional dibidangnya.

2. Mulai dari ide yang menarik
Mulailah dari ide yang menarik. Menarik di sini adalah dapat menimbulkan kesan, memberikan inspirasi, dan memberikan pengetahuan baru bagi pembaca. Penulisan mengenai merek-merek lokal yang bersaing dengan produk global bisa di mulai dari contoh sebuah studi kasus. Seperti, mengapa minuman limunSaparela, kini telah menghilang akibat gempuran merek-merek global seperti Coca-Cola atau Pepsi.

3. Tulis apa yang dipikirkan

Mulailah tulis apa yang terbenak dipikiran, apapun, ya apapun. Dengan bidang spesifik yang dikuasai, mungkin Anda mulai menulis, dengan cara bercerita. Layaknya sedang bercerita kepada orang lain tentang suatu peristiwa atau kejadian tertentu. Sehingga dengan cerita tersebut, pembaca diajak mengikuti alur-alur peristiwa yang ditulis oleh penulis dengan santai dan larut dalam cerita tersebut.
Baca Selengkapnya>> Mengembangkan Ide Menjadi Tulisan Marketing (2)
Sumber : Marketing.co.id - Antoni Ludfi Arifin